Photo

Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow (Pemkab Bolmong) menyatakan memprioritaskan kasus stunting, Senin (13/03/2023).
Hal ini dikatakan Sekretaris Daerah (Sekda) Bolmong, Tahlis Gallang, dalam forum konsultasi publik penyusunan rancangan awal RKPD Kabupaten Bolmong tahun 2024.
"Berdasarkan pendataan dari Dinkes, PP-KB, berkolaborasi dengan dinas terkait lainnya angka kasus stunting di Bolmong 0,67 persen atau 104 kasus," ucapnya.

Meski begitu, Tahlis Gallang menambahkan bahwa angka kasus stunting ini berkurang dari tahun sebelumnya yakni 117 kasus.
"Tahun 2019 sebanyak 123 kasus atau 0,74 persen; 2020 sebanyak 172 kasus atau 1,05 persen; 2021 turun lagi sebanyak 117 kasus atau 0,77 persen," ucap Tahlis Gallang.

Tahlis Gallang juga menekankan bahwa sesuai intruksi presiden kasus stunting harus menjadi perhatian khusus.
"Dari kasus yang ada saat ini ke depan kita harus membuat nol kasus," ucapnya.
Untuk keberhasilan penekanan kasus stunting ini, tentunya harus ditopang dengan anggaran yang besar.
"Ingat disini bukan hanya tanggung jawab Dinkes dan PP-KB tetapi ada berapa dinas terkait lainnya yang akan berkolaborasi dalam penanganan kasus stunting ini dan tentunya hal ini memerlukan anggaran yang tidak sedikit," jelas Tahlis Gallang.

Hingga kini Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) masih mengoleksi 22 kasus stunting.
Angka tersebut berkurang dari sebelumnya 36 kasus setelah pemerintah daerah mengambil beragam langkah intervensi guna menekan jumpah stunting di Sitaro.
Data yang diperoleh tribunmanado.co.id dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sitaro mencatat, 22 kasus yang ada itu tersebar di tujuh kecamatan di Kabupaten Sitaro.
Dimana kasus terbanyak ada di Kecamatan Siau Barat dengan enam kasus dan Kecamatan Tagulandang sejumlah lima kasus.

Seterusnya Kecamatan Siau Barat Selatan mencatat tiga kasus stunting dan Kecamatan Siau Timur Selatan dengan jumlah yang sama.

Kasus stunting di Bolmut, Provinsi Sulawesi Utara, tahun 2022 mencapai 115 kasus atau 2,21%. (Humas Pemkot Banjarmasin via Kompas.com.)
Sedangkan di Kecamatan Siau Barat Utara dan Biaro tercatat masing-masing dua kasus balita stunting serta satu kasus di Kecamatan Siau Timur.
Terkait penanganan kasus stunting ini, Bupati Kepaualaun Sitaro, Evangelian Sasingen mengatakan, berbagai langkah terus dilakukan pemerintah daerah guna menekan angka kasus stunting di Kabupatane Sitaro.

Terkini, ujar Sasingen, pihaknya gencar menggulirkan program Gerakan Sitaro Edukasi InterVensi Anak Stunting atau Gesti Evas.
Sasingen bilang, program ini secara masif dilakukan pemerintah daerah yang pelaksanaannya tak hanya fokus pada individu anak sebagai penderita stunting, melainkan juga pada lingkungan keluarga.
Menurut dia, keterlibatan keluarga sangat penting sebagai entitas paling penting atau sebagai frontliner.
"Karena ketika keluarga miliki pengetahuan memadai tentang cara-cara mencegah stunting, niscaya upaya pencegahan dapat berjalan dengan baik," ujar Sasingen beberapa waktu lalu.
Dia menerangkan, melalui program Gesit Evas, keluarga akan memperoleh edukasi dari pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ditugaskan monitoring secara langsung.
Di mana setiap pimpinan OPD pada program tersebut harus memiliki seorang anak asuh penderita stunting.

"Melalui kegiatan monitoring itu, para Pimpinan OPD tidak hanya memantau perkembangan kondisi anak penderita stunting, tapi turut mengedukasi keluarga tentang pentingnya cegah dini untuk kasus stunting ini," tuturnya.(*)